Pada 28 Januari 2022 lalu, Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Universitas Surabaya (PPI Ubaya) mengadakan Camp Pelatihan Publikasi Artikel Tugas Akhir. Acara tahunan ini diselenggarakan untuk mengembangkan publikasi Ubaya, terutama bagi mahasiswa. Tak terkecuali tahun ini, Thomas Sixtus Iswahyudi Hari Widodo, S.Sos., M.Si. selaku Direktur PPI Ubaya menyambut hangat 21 peserta pilihan dari lulusan Semester Gasal 2021/2022. Direktorat PPI menghadirkan lima dosen berpengalaman sebagai pendamping dan pemateri acara. Pelatihan yang diadakan selama dua hari ini diadakan secara luring di Ubaya Training Center (UTC).
Menurut Thomas, sebelum pelatihan telah dilaksanakan seleksi untuk memilih 21 peserta yang akan mengikuti acara ini. Dalam pelaksanaan pelatihannya sendiri, peserta dibagi menjadi kelas-kelas kecil. “Setiap kelas berasal dari lima fakultas, yaitu Bisnis dan Ekonomika, Farmasi, Hukum, Psikologi, serta Teknik,” jelas Thomas. Tak hanya pesertanya yang terpilih, dosen setiap kelas merupakan para pendamping yang sudah memiliki pengalaman publikasi di jurnal nasional dan atau internasional. “Sehingga mereka sudah mengerti celah untuk lolos diterima oleh jurnal serta meminimalisir kesalahan penulisan,” tuturnya. Pendampingannya sendiri dimulai dari bagaimana menulis artikel yang baik, sesuai tuntutan jurnal, sampai akhirnya mahasiswa dapat dapat mengunggah artikelnya ke jurnal pilihan.
Thomas juga menjelaskan bahwa keputusan untuk mengadakan secara luring mengacu pada kebijakan Rektor UBAYA untuk pembelajaran tatap muka secara offline serta melihat kondisi penurunan kasus Covid-19. “Sehingga kami memberanikan diri untuk mengadakan secara offline, itu pun mahasiswa tidak dipaksa untuk berpartisipasi,” ungkapnya. Ia menilai bahwa pertemuan langsung antara dosen pendamping dengan mahasiswa ini dirasa lebih efektif. “Dalam pelaksanaannya, suasana kondusif yang diciptakan membuat peserta menjadi lebih interaktif, konsultasi dosen pun lebih intens, baik dengan memberikan contoh ataupun review langsung,” ujar Thomas
Lebih lanjut terkait persiapan dan pelaksanaannya, Thomas menekankan bahwa penerapan protokol kesehatan tak pernah lepas dari berjalannya camp pelatihan ini. Sejak awal pendaftaran, salah satu syarat peserta, narasumber, dan panitia harus sudah vaksin minimal dua kali. “Bahkan kami juga menghimbau teman-teman peserta apabila mengalami gejala Covid-19 seperti flu, batuk, atau demam untuk melakukan tes antigen atau PCR. Apabila hasilnya positif, segera beritahu kami secara jujur agar dapat mengundurkan diri dan mencegah penularan,” ujarnya. Pada saat acara, penggunaan masker, social distancing, serta ketersediaan hand sanitizer juga tempat cuci tangan di berbagai tempat menjadi sebuah keharusan. Selain itu, terdapat beberapa penyesuaian terkait protokol kesehatan. Misalnya sesi konsumsi yang biasanya dihidangkan secara prasmanan, sekarang tersaji dalam bentuk kotak makanan sehingga mengurangi terjadinya kontak fisik. “Di kelas pun, satu dosen hanya mendampingi tiga sampai lima anak sebagai wujud dari social distancing,” ungkap Thomas.
Akhir kata, ia mengungkapkan harapannya kepada para mahasiswa untuk tidak menganggap tugas akhir maupun publikasi semata-mata sebagai kewajiban yang terpaksa dilakukan, melainkan bagian dari proses pembelajaran tersebut. “Pasalnya ketika seorang peneliti hendak menyuarakan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, wujud suaranya tentu dalam bentuk artikel jurnal atau buku supaya dapat diketahui masyarakat,” ujar Thomas. Melalui kegiatan semacam ini, Direktorat PPI ingin berperan membantu mahasiswa dan dosen menyiapkan artikel untuk dapat menembus jurnal yang terakreditasi dan internasional, ataupun dipublikasikan dalam bentuk karya-karya publikasi yang lain. “Jadi saya berharap acara seperti ini dapat diikuti oleh mahasiswa maupun dosen demi meningkatkan publikasi Ubaya,” tutup Thomas. (RE1, ET)